Twitter Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon


Ketika Integritas Kerja, Rasa Profesionalisme dan Sifat Toleransi Itu Hilang 0

Tiga kata yang penuh makna, “Integritas”, profesionalisme”, serta “toleransi” adalah tiga hal yang seharusnya selalu dipupuk oleh setiap kita. Apalagi bila dikaitkan dengan hubungan kerja didalam sebuah kantor/usaha. Sebelum kita membahas bagaimana menumbuhkan rasa itu kembali, ada baiknya kita menjabarkan terlebih dahulu makna dari tiga kata tersebut.

1. Integritas Kerja
Integritas Kerja adalah bertindak konsisten sesuai dengan kebijakan dan kode etik perusahaan. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan etika tersebut, dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk melakukannya.

2. Profesionalisme
Menurut Wignjosoebroto (1999) Profesionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta ikrar (fater/profiteri) untuk menerima panggilan tersebut dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama..

3. Toleransi
Toleransi berasal dari bahasa latin; tolerare artinya menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orangorang yang memiliki pendapat berbeda.
Sikap toleran tidak berarti membenarkan pandangan yang dibiarkan itu, tetapi mengakui kebebasan serta hak-hak asasi para penganutnya.

Dari tiga pengertian tersebut kita sekarang sangat tahu bahwa tiga hal itu adalah bagian-bagian penting untuk tetap dijaga agar atmosfer bekerja tetap terjaga seperti yang kita inginkan. Integritas Kerja akan menciptakan suasanya yang mengalir seirama dengan apa yang diinginkan perusahaan, diiringi dengan tindakan profesionalisme dari semua karyawannya, dan apabila terjadi gesekan-gesekan, setiap individu yang ada di dalam perusahaan mampu untuk bertoleransi dan saling memahami untuk mencapai suatu pemecahan. Apa yang terjadi jika 3 hal tersebut sudah menurun kadarnya. Aturan perusahaan sudah mulai dilanggar, tidak ada profesionalisme kerja yang tercipta, serta kurangnya toleransi antar karyawan? Tentu titik balik yang sangat tidak diinginkan, baik oleh Perusahaan ataupun Karyawan itu sendiri.

Penyebabnya bisa apa saja, seperti masalah komunikasi, tekanan dari luar, bahkan permasalahan-permasalahan kecil yang dahulu dianggap sepele dan sekarang menjadi sesuatu yang sangat mengganggu operasional.

Kita memang perlu untuk mencari akar masalahnya, tetapi itu bukan solusi, malah dapat berakibat fatal. Mengapa? Rasa toleransi yang telah hilang hanya akan mengakibatkan sikap saling meyalahkan diantara individu yang berujung pada profesionalisme yang tidak terjaga.

Apa yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan kembali tiga hal penting tersebut?

1. Tingkatkan Komunikasi
Komunikasi menjadi sangat penting di sini, perannya tidak hanya sebagai cara untuk menyampaikan sesuatu, tapi lebih kepada bagaimana menyampaikan sesuatu. Setiap individu harus mulai untuk membuka diri dengan berkomunikasi dengan yang lain. Membuang pandangan bahwa rekan kerja adalah saingan tapi adalah sebuah tim yang jika tidak saling menopang maka kapal besar yang dikayuh bersama (perusahaan, red) akan berhenti untuk berlayar. Setiap masalah yang timbul, baik itu dari atas ataupun dari bawah, segera dikomunikasikan, cara berkomunikasi yang baik tentu bukan dipelajari tetapi dipraktekkan.

2. Pekerjaan membutuhkan kita, bukan kita membutuhkan pekerjaan
Pandangan ini akan meningkatkan harkat kita sebagai manusia. Selama ini kita selalu beranggapan bahwa kita sangat membutuhkan pekerjaan ini dengan berbagai macam alasan. Tentu ketika kita menjalaninya, kita akan menghadapi kejenuhan, bosan, tertekan, dan sebagainya yang berefek samping pada menurunnya profesionalisme kerja itu sendiri. Apabila kita selalu berpandangan bahwa pekerjaan yang membutuhkan kita, tentu kita akan merasa bahwa kita adalah orang yang memiliki peran dibagian ini, kita yang penting disini dan kita adalah bagian penting dari perusahaan.

3. Perusahaan adalah rumah, bukan musuh yang harus ditumbangkan
Anggapan ini sering kali menjadi boomerang bagi karyawan yang selalu menyalahkan perusahaan baik itu kebijakan, peraturan, serta fasilitas atau bahkan gaji. Mari kita menganggap perusahaan tempat kita bekerja adalah rumah kita, tempat dimana kita hidup dari pagi hingga malam (atau sebaliknya), tempat di mana kita menuangkan pikiran kita, dan tempat di mana kita diberi penghargaan atas apa yang kita kerjakan.

Tiga hal diatas apabila dilakukan dengan seksama, maka akan memberikan arti dan suasana baru dalam mengembalikan Integritas, Profesionalisme, dan sifat Toleransi Kita. Semoga bermanfaat,

Comments
0 Comments

0 Responses So Far:

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.