Twitter Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon


HAL SEPELE Dapat BERDAMPAK BESAR 0

Dalam melaksanakan tugas pekerjaan, para pekerja dituntut untuk selalu berhati-hati dan teliti. Mereka tidak boleh meremehkan hal yang tampaknya sepele karena hal yang sepele dapat berdampak besar bagi kerugian perusahaan. Dalam maslah K3, hal yang sepele dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Untuk memperoleh produksi yang bermutu, para pekerja dituntut untuk mempersiapkan kondisi yang diperlukan dan kondisi yang memberi kemudahan. Kedua kondisi tersebut harus dipatuhi jika seorang pekerja ingin berhasil dalam menjalankan tugas pekerjaannya. Para pekerja dituntut untuk melakukan pekerjaannya dengan benar sesuai jadwal harian dan diadakan perbaikan bila diperlukan.

Para pekerja hendaknya memperhatikan kondisi inti yang dapat menimbulkan masalah. Hal sepele seperti bahwa minyak yang digunakan tidak tercemar dan baut terpasang dengan benar sempurna. Hal tersebut memang sepele tapi dapat berdampak besar bila diabaikan.

Mengabaikan hal sepele tersebut memang tidak akan langsung menghasilkan produk yang cacat atau pekerja terkena kecelakaan, tetapi yang demikian dalam jangka panjang bukan tidak mungkin akan terjadi. Apabila tiba-tiba masalah muncul, maka proses pun tidak akan berjalan lancar. Misalnya jika mesin tidak cukup diberi minyak atau bila minyaknya kotor maka mesin akan macet. Residu pada bagian yang meluncur dapat menyebabkan gesekan dan panas.

Peralatan mulai berbunyi dan beberapa bagian akan terlepas dan jatuh karena sebuah baut tidak terpasang dengan sempurna. Selain hal ini dapat menyebabkan jumlah barang cacat meningkat juga sangat berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja. Masalah semacam ini cenderung menjadi parah jika tidak diantisipasi secepat mungkin.
Karena hal yang sepele pada umumnya tidak segera menimbulkan masalah, tetapi memerlukan jangka waktu tertentu, maka banyak pekerja yang cenderung untuk melupakannya. Karena tidak ada kesadaran akan gawatnya keadaan, maka hal-hal sepele tadi tidak diperhatikan. Walaupun hal sepele dan mudah diatasi dalam rutinitas kerja sehari-hari namun banyak pekerja yang mengabaikannya karena sudah dianggap sebagai hal yang biasa.

Tetapi bila kemudian muncul masalah akibat hal sepele tersebut, biasanya pihak manajemen akan kalang kabut berusaha mengatasinya satu persatu. Mereka dengan panik mencoba mencari gejala dan tidak ada waktu mencari inti masalahnya. Mereka biasanya lebih senang mencari kesalahan orang lain ketimbang mencari penyebab yang harus diperbaiki.

Jika mereka ingin mencari inti masalah yang sesungguhnya, mereka membutuhkan waktu lama dan mengalami kesulitan memeriksa keganjilan dalam prosedur pengoperasian dan situasi yang merembes sehingga para pekerja mudah mengabaikan prosedur operasional kerja. Mereka akan berusaha memastikan setiap orang mengetahui apa yang harus dilakukan. Mereka akan meningkatkan kendali proses operasionalnya.

Dengan selalu memperhatikan inti masalah maka akan dapat menghemat sejumlah besar waktu pekerja dikemudian hari. Peralatan yang telah dikuasai oleh pekerja pada suatu saat akan menghasilkan barang yang cacat. Peralatan untuk pemeriksaan sedemikian kotornya sehingga pekerja sebenarnya tidak akan tega untuk melihatnya. Alat pemadam kebakaran isinya sudah kadaluarsa. Kotak peralatan tidak dapat segera ditemukan. Bahkan peralatan yang akan diperbaiki terpaksa dibatalkan karena terlalu kotor.

Menurut Takhasi Osada dalam buku “Sikap kerja 5S” (2000), menyediakan sedikit waktu saat ini untuk memperhatikan hal penting terkait dengan sikap kerja (pemilahan, penataan, pembersihan, pemantapan dan pembiasaan) maka akan dapat menghemat dikemudian hari dalam mutu, pencegahan kecelakaan, produktivitas dan lain sebagainya. Jika diperhatikan cara sebagian orang menghemat waktu dengan tidak memperhatikan inti masalah maka akan terlihat bahwa biaya bengkel justru menjadi sumber ketidakefisienan.

Comments
0 Comments

0 Responses So Far:

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.