Twitter Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon


Berpikir Positif Ala Thomas Alfa Edison 0

Thomas Alfa Edison, seorang penemu terbesar di dunia yang menemukan sekitar 3.000 penemuan dan 1.093 diantaranya telah dipatenkan. Edison dilahirkan pada tanggal 11 Februari 1847 di Milan, Ohio, Amerika Serikat dari pasangan suami-istri Samuel Ogden seorang tukang kayu dan Nancy Elliot seorang guru. Keduanya merupakan keturunan Belanda. Pada usia 7 tahun, Edison kecil pindah ke kota Port Huron, Michigan dan bersekolah di Port Huron.
Namun tidak lama, 3 bulan kemudian ia dikeluarkan dari Sekolah karena menurut gurunya “Dia terlalu bodoh” sehingga tidak mampu menerima pelajaran apapun, dia pun sering dipanggil idiot oleh gurunya. Sang ibu, Nancy Elliot memutuskan untuk berhenti sebagai guru dan kemudian berkonsentrasi mengajari Edison baca tulis dan hitung menghitung. “My mother was the making of me. She was so true, so sure of me; and I felt I had something to live for, someone I must not disappoint.” Begitulah perkataan Edison kecil yang menunjukan motivasi dalam diri Edison yang cukup kuat dalam belajar.
Setelah dia bisa membaca, Edison jadi gemar membaca, ia membaca apa saja yang dapat dijumpainya ia membaca ensiklopedia, Sejarah Inggris, Kamus IPA Karangan Ure, Principia, karangan Newton dan juga ilmu Kimia karangan Richard G. Parker. Kegemarannya yang menonjol adalah membaca, berpikir dan bereksperimen. Pada umur 12 Tahun Edison menjadi penjual Koran, permen, kacang dan kue di kereta api, sama seperti halnya penjual asongan. Keuntungan dari berdagang itu sebagiannya dia berikan kepada orang tuanya dan sebagiannya dia simpan sebagai modal.
Nah... Didalam kereta api, ia menerbitkan Koran Weekly Herald sambil mengadakan eksperimen di salah satu gerbong kereta api, setelah sebelumnya meminta ijin perusahaan kereta api “Grand Trunk Railway”. Pada suatu malam Edison tidak sengaja menumpahkan sebuah cairan kimia sehingga menyebabkan sebuah gerbong hamper terbakar. Karena kasus ini Edison ditampar kondektur hingga pendengarannya rusak, kemudian dia dilarang bekerja di kereta api. Namun Edison tidak menganggap pendengarannya yang rusak sebagai cacat, namun justru dia menganggapnya secara positif sebagai sebuah keuntungan sehingga ia memeiliki lebih banyak waktu untuk berpikir daripada mendengarkan omongan-omongan kosong.
Pada usia 15 tahun Edison remaja menyelamatkan nyawa anak kepala stasiun yang hamper tergilas gerbong kereta api. Karena merasa berhutang jasa, sang kepala stasiun tersebut akhirnya mengajarkan cara pengiriman telegram, Edison hanya memerlukan waktu 3 bulan untuk menguasai pelajaran gratis tersebut. Sesuadah itu, ia mendapat pekerjaan sebagai operator telegraf. Penemuan pertama yang dia patenkan adalah electric vote recorder, namun karena tidak laku, Edison akhirnya beralih ke penemuan yang lebih komersial. Edison kemudian membuat suatu alat yang kemudian di beri nama stock ticker atau mesin telegraf. Peralatan itu dijualnya dan laku 40.000 dollar Amerika Serikat (sekitar 390 juta rupiah). Edison hamper pingsan melihat uang sebanyak itu. Uang itu dipakai Edison untuk mendirikan Pabrik di Newark dan merekrut 300 orang pekerja sekaligus, disini ia mengembangkan telegraf sehingga mampu mengirimkan 4 berita sekaligus.
Pada umur 29 tahun, Edison mendirikan Laboratorium riset untuk industry di Menlo Park, New Jersey dan dalam 13 bulan ia menemukan 400 macam penemuan yang kemudian mengubah pola hidup sebagian besar orang-orang di dunia. Tahun 1877 ia berkonsentrasi pada lampu pijar. Edison sadar bahwa betapa pentingnya sumber cahaya ini bagi manusia. Dia menghabiskan 40.000 dollar dalam kurun waktu 2 tahun untuk eksperimen lampu pijar. Yang menjadi masalah adalah menemukan bahan yang bisa berpijar ketika dialiri arus listrik namun tidak terbakar. Total ada sekitar 6000 bahan yang di cobanya. Melalui usaha keras Edison, akhirnya pada tanggal 21 Oktober 1879 lahirlah lampu pijar listrik pertama yang mampu menyala selama 40 jam. Tahun 1882, untuk pertama kalinya dalam sejarah lampu-lampu listrik dipasang dijalan-jalan dan dirumah-rumah. Sungguh patut direnungkan ketika saat keberhasilan dicapainya, dia sempat ditanya: Apa kunci kesuksesannyua. Thomas Alfa Edison menjawab: “Sya sukses, karena saya telah kehabisan apa yang disebut dengan kegagalan” Bahkan saat dia ditanya apakah dia tidak bosan dengan kegagalannya, Thomas Alfa Edison menjawab: “Dengan kegagalan tersebut, Saya malah mengetahui ribuan cara agar lampu tidak menyala”
This is Amazing!! Edison memandang sebuah kegagalan sebagai sebuah hal yang sangat positif. Kegagalan bukan kekalahan tapi sebuah keuntungan. Cara memandang yang positif ini membuat Edison mampu meyakinkan orang lain untuk tetap mendanai proyeknya meskipun gagal berulang-ulang kali.
Mungkin prinsip Edison inilah yang patut kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Bahwa sebenarnya kita tidak pernah mengalami kerugian dan sesungguhnya kerugian itu bermula dari sikap dan cara pandang kita sendiri yang negative. Edison telah banyak menghasilkan berbagai penemuan yang sangat berharga bagi perkembangan umat manusia. Telegraf cetak, pulpen elektrik, proses penambangan magnetic, torpedo listrik, karet sintetis, baterai alkaline, pengaduk semen, mikrofon. Transmitter telepon karbon dan proyektor gambar bergerak adalah beberapa dari penemuan Edison.

Comments
0 Comments

0 Responses So Far:

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.